BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »
Tumbuhan adalah makluk yang diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia, antara lain sebagai sumber makanan dan sebagai sebagai sumber oksigen yang kita hirup setiap detik. Apabila kita mau mendalami masih banyak lagi fungsi dan kegunaan ciptaan Tuhan sekalian alam ini, sebagian kecilnya adalah tentang kegunaannya di bidang pertanian tumbuhan dapat digunakan sebagai sumber Nutrisi, Mineral dan Hormon bagi tanaman juga sebagai sumber aneka mikroba yang dapat diberdayakan kinerjanya untuk meningkatkan produktifitas pertanian (Biofertilizer). Oleh sebab itu mari dengan kerendahan hati dan percaya akan Kuasa Tuhan yang Maha Pencipta kita bersama-sama belajar dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang telah dicipta oleh Tuhan YME.
TUNAS TANI » Kami Siap Memberikan Yang Terbaik Untuk Dunia Pertanian dan Untuk Kemakmuran Para Petani

Jumat, 26 Februari 2010

Rhizobium

Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup.Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host specific satu species Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu species tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah orgarotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7.0-7.2.
Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen swcara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen. Suatu sistem berdasar pada infeksi spesifik pada jenis inang Legum digunakan untuk menggolongkan Rhizobium secara tepat lebih dari 50 tahun. Kekhususan infeksi mempunyai banyak atraksi praktis yang memperhatikan aplikasi Teknologi Rhizobium, sungguhpun tidak sempurna sebab banyak strains rhizobia bisa menginfeksi ke kelompok spesifik lain dan sebab ada bukti persamaan baru dari taxonomic kimia dan data taxonomic kwantitatip. Tinggal suatu ukuran penting untuk spesiasi genus pada Manual Bergey Systematic Bacteriology, dengan modifikasi bersama data taxonomic baru (Jordan 1984).
Genus Rhizobium sekarang meliputi fast-growing rhizobia yang menghasilkan asam pada ragi mannitol agar (YMA) dan paling sering berasal dari daerah temperate. Ada tiga jenis di dalam Genus ini: R. leguminosarum (biovars viceaea, trifolii dan phaseoliif), R. meliloti, dan R. loti. Ini jenis terakhir termasuk rhizobia yang mampu untuk nodulasi Leucaena dan Mimosa. Genus Bradyrhizobium terdiri dari bakteri slow-growing yang tidak menghasilkan asam pada YMA dan paling umum menginfeksi Legum tropis. Suatu strain Bradyrhizobium juga bertanggung jawab untuk nodulasi non-legume berkayu Paraspnia (Trinick dan Galbraith 1980). Bakteri nodul dalam genus ini adalah kelompok heterogen dalam hubungan taxonomic masih belum dipecahkan. Hanya satu jenis, B. japonicum yang dikenali (Jordan 1984).
Strain Frankia sering berubah-ubah dalam kemampuan untuk menginfeksi jenis tumbuhan actinorhizal dari genera berbeda. Atas dasar study inokulasi silang dengan mengisolasi dari kisaran jenis, Baker (1987) menyarankan untuk mengisolasi masuk sedikitnya empat golongan inokulasi silang: (1) strain yang nodulasi Alnus dan Myrica; (2) strain yang nodulasi Casuarina dan Myrica; (3) strain yang nodulasi Elaeagnaceae (Elaeagnus, Hippophae dan Shepherdia) dan Myrica; dan (4) strain yang nodulasi hanya Elaeagnaceae. Kelompok Strain Frankia dapat digambarkan sebagian dalam kaitan dengan metoda infeksinya.
Golongan 1 dan 2 menghadirkan strain yang nodulasi oleh mekanisme infeksi rambut akar yang tradisional. Dalam cara infeksi ini, Frankia menembus merubah bentuk rambut akar, dan hyphae tumbuh intracellularly menembus ke rambut akar dan ke dalam korteks akar. Strain di dalam kelompok 4 menginfeksi inang tumbuhan Elaeagnaceous dengan penetrasi intercellular (MIller dan Baker 1986). Rambut akar tidak terlibat dalam infeksi. Hyphae Frankia masuk jaringan akar dengan penetrasi melalui lamella pertengahan antara dua epidermal sel dan kemudian menempati ruang intercellular kortex akar. Golongan 3 menghadirkan sejumlah kecil yang disebut strain fleksibel. Strain ini menginfeksi Myrica dengan infeksi rambut akar dan Elaeagnaceae dengan penetrasi intercellular (Miller dan Baker 1986). Haruslah dicatat bahwa banyak Legum, terutama sekali jenis pohon, mempunyai rute epidermal infeksi dan menembus intercellularly kortex akar. (Sprent dan de Faria 1988).
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Kesimpulan:
Ekosisitem : Bakteri ini hidup di dalam tanah. Masuk melalui bulu-bulu akar tanaman berbuah polong-polongan dan menyebabkan jaringan agar tumbuh berlebih hingga membentuk bintil akar.
Morfologi : Bakteri ini serupa batang, heterotrof, tidak memerlukan senyawa N organik. Biasanya bergerak dalam dengan 1 saampai 6 flagel. Kerap kali membentuk kutil-kutil pada akar tanaman. Koloni besar dan berlendir, bersifat gram negatif, simbion
Kegunaan : Pemanfaatan bakteri fiksasi N2, baik yang diaplikasikan melalui tanah maupun disemprotkan pada tanaman, mampu meningkatkan efisiensi pemupukan N. Dalam upaya mencapai tujuan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, penggunaan bakteri fikasi N2 berpotensi mengurangi kebutuhan pupuk N sintetis, meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani dengan masukan yang lebih murah.
Fisiologi : Rhizobia menarik rambut akar (chemotactically)dengan mediator lektin (lectin) melekatkan diri pada dinding sel rambut akar. Triptofan(tryptophan) merupakan komponen eksudat akar. . Triptofan dirubah oleh Rhizobia menjadi asam indolasetik (IAA) yang menyebabkan rambut akar keriting atau bercabang di sekitar lekatan Rhizobia. Polygalacturonase yang dikeluarkan oleh rhizobia atau oleh tanaman akan melunakkan dinding rambut akar. Rhizobia bertambah masuk kedalam dinding sel akar, kemudian inti sel dinding akar langsung berkembang dan terinfeksi oleh bakteri. . Infeksi pada pembuluh membran sel dan dikelilingi dinding selulosik yang tumbuh di dalam sel kortek akar dan menginfeksi beberapa sel tetraploid yang berkembangbiak membentuk jaringan bintil akar. Rhizobia akan keluar dari lekatan infeksi menjadi berbentuk batang tidak beraturan dan kemudian memulai menambat nitrogen.

0 komentar: